Tugas Sejarah
Manusia Purba Di Indonesia
Arta Uli Simatupang
Atina Husnadari
Bunga Chaniago
Dina Rischita
Fenny Desriani
Hanis Destrini
Kartika Putri sari
Nike Mayang Sari
Olyvia Ugizaqiah. Hp
Silvia Anggri
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 2 KOTA
BENGKULU
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Pithecanthropus Erectus
yang artinya Manusia kera yang berjalan tegak, berdasarkan
fosil yang di temukan di desa Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890)
Pada
tahun 1890 Dr. E. Dubois menemukan fosil dan artefak di Desa Trinil Kabupaten
Ngawi Jawa Timur. Fosil dan artefak yang ditemukan berupa tulang tengkorak,
tulang rahang, tulang belakang. Artefak yang dijumpai juga terdapat dari batu.
Oleh Dr. E. Dubois fosil-fosil manusia yang terdiri dari tulang tengkorak,
tulang rahang dan tulang belakang direkonstruksikan kembali. Dari hasil
rekonstruksi itu terbentuklah kerangka manusia yang mirip kera. Oleh karena itu
dinamakan Pithekantropus Erectus yang berasal dari :
- Pithekas berarti kera
- Anthropus berarti manusia
- Erectus berarti berdiri
Manusia
purba yang sejenis dengan Pithekantropus Erectus adalah Pithekantropus Erectus
Mojokensis yang ditemukan fosilnya oleh Von Koeningswald di Mojokerto Jawa
Timur pada tahun 1936 sedangkan di Trinil pada tahun 1939 dan dinamakan
Pithekantropus Robustus.
Di
Desa Ngandong di daerah Lembaha sungai Bengawan Solo (Ngandong) dan di desa
Wajak Kabupaten Tulung Agung dijumpai fosil-fosil manusia. Fosil manusia itu
berbentuk tulang rahang bawah dari penelitian Von Koeningswald dan Dr. E.
Dubois makhluk itu tingkat kehidupannya lebih tinggi dari Pithekantropus
Erectus. Fosil yang dijumpai di Ngandong di daerah Solo dinamakan Homo
Soloensis. Sedangkan fosil yang ditemukan oleh Dr. E. Dubois di daerah Wajak
Tulung Agung dinamakan Homo Wajakensis yang berarti manusia dari Wajak.
Disamping
ditemukannya fosil-fosil manusia purba juga ditemukan peralatan yang terbuat
dari bata dan tulang. Alat-alat tersebut dipergunakan untuk berburu dan
keperluan alat rumah tangga. Dari peralatan yang dijumpai di Wajak dan Ngandong
Homo Sapiens dan Homo Wajakensis bila hendak makan maka makannya dimasak
terlebih dahulu dengan cara dibakar. Ini berarti manusia tersebut sudah mulai
mengenal kesehatan. Sebelum dimakan makanan itu dibakar.
Dari
artefak-artefak atau peralatan yang dijumpai maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manusia Pithekantropus Erectus sudah mengenal alat-alat yang dipergunakan
untuk membela diri dan berburu. Pithekantropus Erectus hidup antara 2,5 – 1,5
juta tahun yang lalu. Manusia Pithekantropus Erectus yang sejenis di luar
negeri dijumpai di RRC (Cina) yaitu di gua Chaukontin Peking yang dinamakan
Sinanthropus Pekinensis. Kehidupan mereka dari mengumpulkan makan terutama
tumbuhn-tumbuhan.
Dari
penemuan fosil-fosil manusia purba beserta artefak-artefaknya di berbagai
daerah di Indonesia, menunujukkan bahwa di Indonesia telah hidup berbagai jenis
manusia purba. Ini merupakan suatu keberuntungan bagi bangsa Indonesia. Karena
selain menjadi tempat penemuan manusia purba yang jarang dijumpai di dunia.
Oleh karena itu dalam rangka melestarikan hasil budaya atau peninggalan
prasejarah hendaknya melaporkan kepada lurah atau camat.
Ciri- cirinya yaitu:
- Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
- Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
- Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak
setegap megantropus
- Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
- Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
- Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari
sisi ke sisi
- Bentuk hidung tebal
- Bagian beltakang kepala tampak menonjol menyerupai
wanita berkonde
- Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
Berikut beberapa
gambar dari manusia purba Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis itu artinya manusia kera dari Mojokerto.
Itu sebenarnya cuma
salah satu jenis dari phitecanthropus yang ditemukan Ralph von Koeningswald di
Mojokerto tahun 1936 dalam rupa fosil anak- anak. Disebut juga Pithecanthropus
Robustus.
Pithecanthropus secara
tipologi berada pada lapisan Pucangan dan Kabuh. Umurnya diperkirakan 30.000- 2
juta tahun.
Ciri- ciri pithecanthropus:
1.
Tinggi: 165- 180
2.
Badan tegap, tidak
setegap Meganthropus
3.
Otot kunyah tidak
sekuat Meganthropus
4.
Hidung lebar dan
tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis
5.
Tidak berdagu
6.
Makanannya tumbuhan
dan hewan hasil buruan
Hobbit
Ciri ciri fisik
Bangsa Hobbit
digambarkan bertubuh pendek dan tingginya hanya separuh dari manusia biasa (sekitar 60 sampai 120cm, rata-rata 100 cm).
Mereka cenderung memiliki telinga berujung runcing, seperti Elf. Kaki-kaki mereka berbulu tipis seperti kelinci dan kuat, sehingga kemanapun mereka pergi, mereka tidak
menggunakan alas kaki. Mereka makan tujuh kali dalam sehari,
belum termasuk ngemil, selama
mereka mempunyai makanan. Makanan favorit mereka adalah jamur
Hobbit bisa
hidup sampai 130 tahun, walaupun tingkat
harapan hidup mereka hanya 100 tahun. Hobbit memasuki masa remaja di
usia 33 tahun. Makhluk yang menyukai pakaian berwarna terang ini digambarkan
sebagai mahluk yang berbudaya, sopan, dan terpelajar. Mereka ahli dalam hal
tanaman dan bunga, dan bangsa hobbit digambarkan memiliki kebun atau
taman-taman yang indah.
Tempat tinggal
Bangsa hobbit
ini tinggal di perbukitan dengan membuat rumah di dalam pohon dengan
lorong-lorong yang indah dan tertata rapi, mereka memiliki perabotan sama
seperti manusia. Mereka adalah bangsa yang tidak suka akan keributan dan tidak
menyukai petualangan, sehingga hobbit yang senang berpetualang dianggap
eksentrik dan memiliki reputasi yang buruk di lingkungan sosial mereka.
Homo erectus soloensis
Fosil
|
|
Raya:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Order:
|
|
Keluarga:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
|
Subspesies:
|
H. e. soloensis
|
† Homo
erectus soloensis
Oppenoorth, 1932 |
Homo erectus soloensis , yang dikenal
sebagai Man Solo dan sebelumnya
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
soloensis , umumnya sekarang dianggap sebagai subspesies dari punah hominin , Homo erectus . Spesimen hanya dikenal dari hominid anomali yang diambil
dari situs di sepanjang Sungai Bengawan Solo , di bahasa Indonesia
Pulau Jawa .
Sisa-sisa juga sering disebut sebagai Ngandong
, setelah desa di dekat tempat mereka pertama kali pulih.
Meskipun morfologi adalah, untuk
sebagian besar, khas dari Homo erectus
, budaya itu luar biasa maju. [
1 ] Hal ini menimbulkan banyak masalah
pada teori-teori saat ini mengenai keterbatasan Homo erectus perilaku dalam hal inovasi dan bahasa. Karena alat
yang ditemukan dengan hominid punah dan banyak fitur lebih yang anatomis
gracile, pertama kali diklasifikasikan sebagai subspesies (sekali disebut Javanthropus
) dari Homo sapiens dan dianggap sebagai nenek moyang modern Australia asli .
Namun, studi lebih ketat telah menyimpulkan bahwa ini tidak terjadi. [
2 ] Analisis 18 tengkorak dari
Sangiran, Trinil, Sambungmacan, dan Ngandong pengembangan acara kronologis dari
Bapang-AG untuk periode Ngandong. [
3 ] H. e. soloensis itu kembali tanggal pada tahun 2011 menjadi
antara 550.000 dan 143.000 tahun. [
4 ]
Homowajekenis
dinamakan
demikian karena Fosilnya ditemukan di daerah Wajak-dekat Kota Tulungagung, di
lembah Kali Brantas Jawa Timur tahun 1889 oleh E. Dubois
Homosoloensis
dinamakan
demikian karena fosilnya di temuka dilimbah bengawa solo, Oleh Van Koenigswald
tahun 1931-1934.
Meganthropus Palaenjavanicus
artinya Mausia berukuran raksasa dari jawa di temukan di
desa sangiran oleh Van Koenigwald pada tahun 1941.
Homo Sapiens
diduga merupaka nenek moyang bangsa
indonesia yg berasal dari yunan-daratan cina selatan yg menyebar di kepulauan
indonesia tahun 1500 SM.
Manusia atau orang dapat
diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilahkebudayaan, atau secara campuran.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagaiHomo sapiens (Bahasa Latin yang berarti
"manusia yang tahu"), sebuah spesies primatadari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan
kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalammitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama
lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis
kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki
dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa
sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa
sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia,
mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang)tua.
Selain itu masih banyak
penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna
kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama
(penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ),
hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri,
keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Tokoh adalah istilah untuk
orang yang tenar, misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film',
'tokoh yang menerima penghargaan' dan lain-lain.
Ciri-ciri Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari
sebagai salah satu dari berbagai spesies di mukaBumi. Pembelajaran biologi manusia kadang
juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian
atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagaihominid dari spesies Homo
sapiens.
Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo
Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya
dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan
daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan adanya kedua kaki
untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi
obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika
adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya
lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka
tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung
pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi
faktor keturunan, faktorlingkungan dan kebudayaan juga dapat
memengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram
(6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat
kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai
kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan
terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut
akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia bervariasi dari
hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang
yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan
dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu
saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal
dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup
spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang
sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran
mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat
bantuan ilmupengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang
berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada
tahun2003. Rentang hidup maksimal
manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah,
Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka
disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai
kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata
lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi
lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia
merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan),
daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan
kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita
kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24
jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya
bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah
yang tak berkembang di dunia saat ini.
Ciri-ciri Mental
Banyak manusia menganggap dirinya organisme
terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai
intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang
terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan
tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua
terbesar; hiu memiliki yang terbesar
untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi
untuk invertebrata). Meski bukanlah
pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk
fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan
tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya
dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang ditemui dalam kerajaan
hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan
pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan
bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang
hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali
bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan
gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia
mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya,
membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di
antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari
organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan.
Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya
sebagai sumber kebahagiaan.
Habitat
Pandangan konvensional dari evolusi manusia menyatakan bahwa
manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang
disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan
semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami
sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa,
meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu
yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih enam milyar jiwa, adalah
salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di
daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3%
di Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan
pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi
manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat;
kadang-kadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang
dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik
untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan
tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada
kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada
gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil
panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan
musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan
dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut
telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi
merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab
dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan
umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer,
atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan
maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah
akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan
angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di
antara tahun 1969dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang
menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia.
Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di
ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
Populasi
Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat
dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya
kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar —
sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah
perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan
melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi,kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh
dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran
kota.
Asal Mula
Hewan terdekat dengan manusia yang masih
bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk
diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang
dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah
membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan
simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan
bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu,
dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari
tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan
dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah
tersebut.
§ perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang
umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak
simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa
alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada
bertambahnya kecerdasan.
§ penggerak bipedal (dua
kaki)
§ perbaikan laring / pangkal tenggorokan
(yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan
cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi
organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam
perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai
sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk
melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini,
nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah
berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi
relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan
Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi
kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan
keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang
bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan
pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dandesain kepandaian untuk melihat pola pikir
yang berlawanan.
Kerohanian
dan Agama
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan
peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut
dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran,
dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki
arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering
dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya darikesadaran (meski tak ada
perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan
jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh
sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan di
antara organisasi agama adalah mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya,
sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada
juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh
komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana
manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana
definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.
Animisme
Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan
gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan
ekspresi roh hidup. Dalam beberapa
pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul,
manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan
kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan
benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap
sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau
yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama
dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan
hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta
menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam
bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap
benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk
menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang
erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh
tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan,
dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang
berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk.
Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa
roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur
sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh
sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan
penyelesaian perjalanan tersebut.
Ritual dalam kebudayaan animisme sering
dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak
kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman manusia biasa.
Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di
beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang
musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri
dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk
hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.
Mistikme
Barangkali merupakan praktik kerohanian dan
pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain
yang ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik
Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada
pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan
dengan Tuhan.
Politheisme
Konsep dewa sebagai makhluk yang sangat kuat
kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atauzoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh
manusia dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada
kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa
sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat
agama berhala dipimpin oleh kependetaan(misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah
mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya
diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, kadang-kadang
dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti
yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang
mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan yang
kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, karena jiwa dapat berpindah di
seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.
Monotheisme
Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang
menggabungkan dan melampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam
beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan
Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi
Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak.
Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat
dalam pemilihan orang Yahudi sebagai rakyat, dan
dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan
hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan)
di atas takdir individu.
Kekristenan bertumbuh keluar dari
agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan
pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi
manusia selama sementara.
Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani
untuk Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan,
sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat manusia sebagai wali/wakil
dari Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi yang memiliki kehendak bebas
(atau dapat berdosa) atau melakukan hal
yang bertentangan dengan alam. Julukan yang diberikan kepada manusia dalam Islam
adalah Bani Adam.
Dalam semua agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau pengurus,
di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada
malaikat (lihat Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral
hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi
monotheis seperti theisme monistik, yang berbeda dari
pikiran Barat mengenai monotheis.
Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam
kepercayaan bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban
kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.
Sang
Individu
Manusia individu adalah subyek yang
mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan
masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya,
ia berhasil melalui tahap bayi,kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi
diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.
Hati dan kesadaran
Pengalaman subyektif dari seorang individu
berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya
persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi
akan kehendak bebas, meskipun beberapa
percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan,
dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosialatau biologis. Hati manusia diperluas
ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu
pengetahuan psikologimempelajari hati manusia
(psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freudmencoba menyingkap
bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jungmemperkenalkan pemikiran
alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah
proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk
ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.
Emosi
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang
besar memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan
seperti cintaatau sukacita bertentangan dengan
emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi
sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah
dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atauluapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).
Tubuh
penampilan fisik tubuh manusia adalah
pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap
kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai
pengertian kebudayaan penting.Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat
subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas
tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara
teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur (dengan nilai minimal) adalah
8 jam per hari untuk dewasa dan 10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua
biasanya tidur selama 6 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk
mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.
Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan
yang menelusuri metode penjagaankesehatan tubuh.
Kelahiran dan kematian
Kehidupan subyektif individu
berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam
tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan
kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat
mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama
melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian
dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir
meninggal).
Upacarapenguburan adalah ciri-ciri umum
masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah
kematian.
Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas
kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihatkekekalan).
Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan /
pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan
penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah
untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan
perkembangan teknologi, pengetahuan, sertakepercayaan. Identitas kelompok,
penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku
individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan
beradaptasi ke kelompok baru.
Bahasa
Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur
pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihatAsal usul bahasa). Bahasa adalah pusat
dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk
"binatang" (behemah)
berarti "bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang
berbicara" (kepandaian bercakap
hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan
mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu,
yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi
kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan
bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000
bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan
berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.
Agama
Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam
bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting
pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali
membangkitkan emosi yang sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang
kuat dari pengalaman tertentu dapat kadang-kadang menimbulkankefanatikan atau agresi kepada
manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang.Teokrasi adalah masyarakat yang
dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh
seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai
alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang
wajar dilakukan manusia.
Keluarga dan teman sepergaulan
Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh
menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil,
umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa
dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman
sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua
puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat memengaruhi
tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada
kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan
sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal
dengan curhat).
Suku, bangsa dan negara bagian
Kelompok manusia yang lebih besar dapat
disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi
(bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih
lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus
individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar.
Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian
untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman,
perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai
keekstriman pathologi, yang berakibathysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi
budaya menjelaskan masyarakat manusia yang
berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi
mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk
modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.
Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat
yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan danpemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal
di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000
tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan
dapat dilacak sampai kepalaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari
tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi
dari masyarakatpemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan
menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan
menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan
lebih pesat (lihat Sejarah iptek).
Renungan
diri
Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang
hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri,
keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa
terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis
manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari filsafat dan telah ada sejak awal
pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh manusia, dengan
sendirinya tak dapat luput dari contoh refleksi diri.
Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies
dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian
dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat
dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari
bagian dalam cerita penciptaan diAlkitab yang mana Adam secara khusus diberikan
kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan
manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan
singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan
manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang
kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan
semua usaha manusia).
Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan
terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya;
apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan manusia
sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat
sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang
juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan
Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk
mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan
oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "Manusia
dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah
'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan
serius kepada positivisme mendalilkan bahwa
kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo
sapiens memang berada di
antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies
tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa
usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal
yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat
dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan
perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran
bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa)
didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik
di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau
secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada
suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan
harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari
renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.
Meganthropus
Cirri-cirinya:
- Memiliki tulang pipi yang tebal
- Memiliki otot kunyah yang kuat
- Memiliki tonjolan kening yang mencolok
- Memiliki tonjolan belakang yang tajam
- Tidak memiliki dagu
- Memiliki perawakan yang tegap
- Memakan jenis tumbuhan busuk
Fosil
|
|
Raya:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Order:
|
|
Keluarga:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
|
Subspesies:
|
H. e. palaeojavanicus ?
|
† Homo erectus palaeojavanicus ?
|
Setelah penemuan tengkorak yang kuat di Swartkrans, 1948 (SK48), nama Meganthropus africanus sempat diterapkan. Namun, spesimen yang kini secara resmi dikenal sebagai Paranthropus robustus dan nama sebelumnya adalah sinonim junior.
Beberapa temuan disertai bukti penggunaan alat mirip dengan Homo erectus . Ini adalah alasan itu sering dikaitkan dengan spesies.
Fosil menemukan
Jumlah temuan
fosil relatif kecil, dan itu adalah kemungkinan bahwa mereka adalah kumpulan
paraphyletic. Karena ini, mereka akan dibahas secara rinci secara terpisah.
Meganthropus A / 6 Sangiran
Ini fragmen
rahang besar pertama kali ditemukan pada tahun 1941 oleh von Koenigswald . Koenigswald ditangkap
oleh Jepang dalam Perang Dunia II, tapi berhasil mengirim cor rahang untuk Franz Weidenreich . Weidenreich
dijelaskan dan diberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan ukuran,
itu adalah yang terbesar hominid rahang kemudian
dikenal. Rahang itu kira-kira sama tingginya dengan gorila s ', tetapi memiliki
bentuk yang berbeda. Sedangkan di antropoid dengan mandibula (rahang =) memiliki
tinggi terbesar di simfisis , yaitu, di mana rami
dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran 6, di mana
ketinggian terbesar terlihat pada sekitar posisi yang pertama molar (M1). Weidenreich dianggap acromegalic
gigantisme, tapi memutuskan keluar karena tidak memiliki fitur khas seperti
dagu berlebihan dan gigi kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu. Weidenreich
pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid asalnya, tapi mengatakan
itu 2/3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai
gorila, yang akan membuat suatu tempat sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang
rahang ini tampaknya digunakan dalam bagian dari Grover Krantz rekonstruksi tengkorak
itu, yang hanya 8,5 inci (21 cm) tinggi.
Meganthropus B / Sangiran 8
Ini juga
fragmen rahang dijelaskan oleh Marks pada tahun 1953. Saat itu sekitar ukuran
yang sama dan bentuk sebagai mandibula asli, tetapi juga rusak parah.
Penelitian terakhir yang dilakukan Jepang / Bahasa Indonesia tim memperbaiki fosil,
yang sudah dewasa, dan menunjukkan itu lebih kecil dari spesimen diketahui dari
H. Homo . Anehnya, spesimen
tidak mempertahankan beberapa ciri unik untuk mandibula pertama menemukan dan
tidak dikenal di H. Homo [1] . Tidak ada perkiraan
ukuran telah dibuat belum.
Meganthropus C / Sangiran 33/BK 7905
Ini fragmen
rahang bawah ditemukan pada tahun 1979, dan memiliki beberapa karakteristik
yang sama dengan temuan mandibula sebelumnya [2] . Hubungannya dengan
Meganthropus tampaknya hasil maksimal lemah penemuan rahang bawah.
Meganthropus D
Ini mandibula
dan ramus diakuisisi oleh Sartono pada tahun 1993, dan telah tanggal menjadi
antara 1,4 dan 0,9 juta tahun lalu. Bagian ramus rusak parah, tetapi fragmen
rahang bawah muncul relatif tidak terluka, meskipun rincian dari gigi telah
hilang. Hal ini sedikit lebih kecil dari Meganthropus A dan sangat mirip dalam
bentuk. Sartono, Tyler, dan Krantz sepakat bahwa Meganthropus A dan D adalah
sangat mungkin menjadi representasi dari spesies yang sama, apa pun itu
ternyata [3] .
Meganthropus I / Sangiran 27
Tyler
dijelaskan spesimen ini sebagai kranium yang hampir lengkap tapi hancur dalam
batas ukuran Meganthropus dan di luar batas (asumsi) dari H. Homo . Spesimen tidak biasa karena
memiliki pegunungan sementara ganda yang hampir bertemu di atas tempurung
kepala dan punggung bukit nuchae sangat menebal [4] .
Meganthropus II / 31 Sangiran
Ini fragmen
tengkorak pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Analisis Tyler
sampai pada kesimpulan bahwa itu keluar dari kisaran normal H. Homo . Tempurung kepala lebih
dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada spesimen sebelumnya
recovered.It memiliki puncak sagital sama ganda atau punggung bukit sementara
ganda dengan kapasitas tengkorak dari sekitar 800-1000cc. Sejak presentasi pada
pertemuan AAPA pada tahun 1993, rekonstruksi Tyler Sangiran 31 telah diterima
oleh pihak yang paling. Seperti kebanyakan fosil itu rusak berat, tetapi
mengingat kelengkapan tengkorak wajah pasca kemungkinan kesalahan dalam
rekonstruksi sangat kecil. Rekonstruksi Tyler diterima Sangiran 31 menunjukkan
punggung bukit sementara doubleor ganda. Dalam kedua kasus, otot-otot
temporalis memperpanjang ke puncak parietal di mana mereka hampir bergabung.
Tidak ada lain Homo erectus
spesimen yang menunjukkan sifat ini. Rekonstruksi Krantz dari membuat sebuah
Sangiran 31 habilis Homo raksasa adalah meragukan.
Meganthropus III
Ini adalah satu
lagi fosil dengan hanya ikatan lemah untuk Meganthropus. Ini adalah apa yang
tampaknya menjadi bagian belakang kranium hominid, berukuran sekitar 10 hingga
7 cm. Ini telah digambarkan oleh Tyler (1996), yang menemukan bahwa sudut
oksipital dari seluruh tempurung
kepala
harus telah berada di sekitar 120 °, yang, menurut dia, akan keluar dari
kisaran dikenal dari Homo
erectus
, yang terakhir memiliki banyak lebih miring oksiput . Penafsirannya tentang
fragmen tengkorak, Namun, dipertanyakan oleh otoritas lainnya termasuk keraguan
bahwa fragmen itu benar-benar merupakan bagian dari tengkorak bahwa Tyler telah
menafsirkannya sebagai.
Interpretasi Ilmiah
Weidenreich
berteori bahwa Meganthropus adalah keturunan Gigantopithecus , dan memunculkan Pithecanthropus , dan kemudian yang
modern Asia . Hipotesis ini, bagian
dari teori multi-regional evolusi manusia, telah dibuang oleh paleoantropologi
mainstream.Teori besar kedua, pertama kali diusulkan oleh JT Robinson, adalah bahwa temuan Meganthropus adalah wakil dari Asia Tenggara Australopithecus . Posisi ini telah diadopsi oleh pemerintah beberapa, seperti Koenigswald dan Krantz, tapi mereka masih dianggap sebagai minoritas vokal [5] . Ada juga diskusi mengenai apakah mereka lebih dekat dengan Australopithecus atau Paranthropus .
Mayoritas ahli paleoantropologi percaya bahwa Meganthropus berhubungan dengan H. erectus , tetapi tidak setuju pada seberapa erat. Sartono percaya bahwa ketika sedang berhubungan dengan H. Homo , menemukan mewakili spesies baru, H. paleojavanicus . Di sisi lain, beberapa penulis percaya bahwa mereka hanyalah laki-laki dari H. Homo , ukuran besar dugaan dan robusticity yang hanya karena asumsi penulis-an bahwa perempuan adalah laki-laki [6] . Tampaknya ada konsensus bahwa ada beberapa perbedaan antara Meganthropus dan konvensional H. Homo , tapi pendapat adalah variabel untuk apa perbedaan berarti.
klaim Ekstrim
Meganthropus
telah menjadi target klaim ekstrim banyak, tidak ada yang didukung oleh
peer-review penulis. Mungkin klaim paling umum adalah bahwa Meganthropus adalah
seorang raksasa, satu klaim unsourced menempatkan mereka pada 9 kaki (2,75 m)
tinggi dan 750 sampai 1000 pon (340-450 kilogram). Tidak ada ketinggian yang
tepat telah diterbitkan dalam jurnal peer review baru-baru ini, dan tidak
memberikan indikasi Meganthropus yang secara substansial lebih besar dari H. Homo .Ada beberapa rumor pasca-kranial materi, tetapi mereka telah baik belum dipublikasikan atau milik H. Homo . Laporan, kebanyakan jika tidak semua tampaknya dari Australia peneliti Rex Gilroy , Meganthropus tempat di Australia, dan pasang ke alat raksasa dan laporan hari bahkan modern. Namun, hampir semua ahli paleoantropologi mempertahankan bahwa Meganthropus hanya dikenal dari Jawa Tengah. Dalam cara yang sama, beberapa Bigfoot peneliti mengklaim bahwa Bigfoot adalah Meganthropus modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar