Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Oktober 2012

Sejarah Bahasa Indonesia


Sejarah Bahasa Indonesia

Asal B.indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu.Pada 28 oktober 1928 diresmikan sebagai bahasa nasional.Nama baru itu bersifat politis.Sifat politisnya adalah adanya rasa bersatu yg ditimbulkannya,semangat untuk berjuang bersama, mengejar kemerdekaan.Sesungguhnya perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia berlangsung secara perlahan-lahan dan terus menerus. Jika diperhatikan bahasa Indonesia yg kita gunakan dewasa ini tidak lagi sama dg bahasa Melayu yg dipakai pada jaman Tun Muhammad Sri Lanang, tidak juga sama dengan bahasa Indonesia pada jaman Balai Pustaka.Sebagai suatu bahasa yg hidup dan dipakai oleh rakyat yg terdiri atas berbagai suku dan masing-masing mempunyai bahasa daerah sendiri.Perkembangannya demikian pesat sebagai dampak hidup di tengah-tengah percaturan politik dan budaya luar/asing.Pengaruh itu tidak terbatas pd pemungutan kata-kata tetapi juga pada struktur kata dan kalimat.

FAKTOR PENYEBAB DIANGKATNYA BAHASA MELAYU MENJADI BAHASA INDONESIA
  1. Sejarah  membantu penyebaran bahasa Melayu yg merupakan lingua franca  di                Indonesia.Yaitu sebagai bahasa perdagangan  karena Malaka pd masa  jayanya menjadi                 pusat perdagangan, pusat pengembangan agama Islam. Pengaruh terhadap bahasa Indonesia  juga besar.
  2. Bahasa Melayu mempunyai sistem  sederhana dari sisi fonologi, morfologi, dan  sintaksis. Mudah dipelajari dan tidak  adanya tingkatan bahasa.
  3. Faktor Psikologi yaitu bahwa suku Jawa dan Sunda dg sukarela menerima   bahasa Indonesia  sebagai bahasa Nasional ada keikhlasan mengabaikan semangat dan rasa kesukuan karena sadar perlunya kesatuan dan  persatuan.
  4. Kesanggupan  bahasa itu sendiri  menjadi faktor penentu. Sehingga  menjadi bahasa kebudayaan yang dalam  arti luas.
PERIODE BERSEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU MENJADI BAHASA INDONESIA
1.       Periode pertama:
                bahasa melayu tertua dpt dilihat pada 4 batu bersurat yg ditemukan di Palembang, Jambi, dan Bangka yg berupa piagam huruf hindu tertanggal tahun Syaka 604, 605, dan 608 yang kira-kira sesuai dg tahun Masehi 682, 683, dan 686. Bahasa Sriwijaya pd batu itu merupakan bahasa Melayu tertua, berabad-abad lebih tua dari bahasa Jawa Kuno.
2.       Periode kedua:
          Pada masa Malaka jaya di abad ke-15 bahasa dan kesusastraan melayu berkembang. Perkembangannya dipengaruhi oleh agama Islam yg dibawa saudagar dari Persia, Gujarat, dan Pasai. Untuk pengembangan Islam inilah bahasa Melayu digunakan. Tak lama pada thn 1511 Malaka ditaklukkan Portugis, tak ada yg tersisa Kesusastraan Melayu yg tersimpan diperpustakaan istana habis musnah dimakan api. Sultan Mahmud Syah menyingkir ke Pahang.
3.       Periode Ketiga:
                           Masa dibangunnya kembali kesusastraan  Melayu di Johor, Sebagai pengganti kesusastraan yg musnah itu “SEJARAH MELAYU” yg ditulis Tun Muhammad Sri Lanang 1616. Kesusastraan dari Johor inilah yg disebut  susastraan Melayu.
4.       Periode keempat:
                  Permulaan abad ke-19 masa pujangga Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Ia peranakan Arab, ialah yg mengecam bangsa Melayu yg dikatakannya tak ada perhatian  terhadap bahasa dan kesusastraan Melayu. Buku peninggalannya “ Hikayat Abdullah  dan Syair perihal Singapura dimakan Api” pd karya ini jelas terlihat sifat karangannya tdk istanasentris dan ia dianggap sebagai pembaharu kesusastraan Melayu.
5.       Periode kelima:
                 Pada periode ini kita memasuki abad ke-20. di awal abad ini perkembangan bahasa Melayu menuju ke bahasa Indonesia. Awalnya perkembangannya agak lambat tetapi pasti. Hal-hal yg mendorong bahasa Melayu menuju bahasa Indonesia antara lain pergerakkan politik, itulah sebabnya pada 28 oktober 1928 ada “Sumpah Pemuda.”

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
1.     Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuysen, dimuat di dalam KITAB LOGAT MELAYU. Oleh gubernur Belanda telah ditetapkan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah bumiputera.
2.       Pada tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan taman bacaan rakyat( commissie voor de volkslectuur) yg pada tahun1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Barulah thn  20-an BP menunjukkan kemajuan sampai perang dunia ke-2.             Tidak hanya “Siti Nurbaya” yg diterbitakan tetapi juga “Salah Asuhan” dll.BP juga menerbitkan majalah   Seri Pustaka, Panji Pustaka dll yg membantu penyebaran bahasa Melayu.
3.   Tahun 1918 tepatnya 25 juni ke luar         ketetapan ratu Belanda yg memberi       kebebasan kepada anggota dewan         rakyat (volkskraad) untuk            menggunakan bahasa Melayu   (Indonesia) dlm perundingan-            perundingan. Hal tsb juga di dorong dg adanya /berdirinya organisasi dan         partai politik kepemudaan masa itu.
4.     Thn 1933 resmi didirikan  Angkatan Sastrawan Muda yaitu  PB (Pujangga Baru). Di bawah pimpinan St. Takdir Alisjahbana dkk. Pada masa ini boleh  dikatakan Bahasa Indonesia yg sebenarnya telah dimulai.
5. Tahun 1938 terjadi konggres Bahasa Indonesia yg pertama di Solo yg semakin mengukuhkan    kedudukan Bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat.
6.       Pada pendudukan Jepang (1942-1945) merupakan masa penting juga, karena tiba-tiba Bahasa Indonesia menjadi bahasa utama baik dlm percakapan sehari-hari maupun dlm lingkungan resmi.
7. Tahun 1945 Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, di sinilah peristiwa mahapenting bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memperoleh kedudukan yg lebih pasti menjadi bahasa Nasional, bahasa Kesatuan, bahasa Resmi dan Bahasa negara di Negara Republik Indonesia.Pada masa ini tumbuh angkatan baru sastrawan yaitu Angkatan 45 yg telah membawa Bahasa Indonesia ke dalam perkembangan menurut corak baru.
8.       Pada 1950 Bahasa Indonesia memasuki periode baru Bahasa  Indonesia diakui Belanda dan Dunia, mengalami pembinaan, digunakan dalam pergaulan, menjadi bahasa ilmu, bahasa politik, bahasa hukum, dan bahasa ekonomi.
9.     Tahun1954 (28 oktober-2 November) diadakan konggres Bahasa Indonesia yg kedua di Medan.Dihadiri pembesar-pembesar negara, wakil-wakil pers, ahli-ahli bahasa, negara serumpun, sayangnya konggres tsb tidak diikuti oleh tindakan-tindakan positif yg menguntungkan Bahasa Indonesia selanjutnya.
10. Tahun 1972 Pemerintah menetapkan ejaan baru   yang merupakan selangkah maju Bahasa Indonesia menuju kesempurnaannya, yaitu tepatnya 16 Agustus 1972.
11. LBN (Lembaga Bahasa Nasional)  pada 1 Februari 1975 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Badan tsb mengadakan berbagai penelitian penataran, perkamusan, penerjemahan, penyuluhan dsb, seminar, sanggar kerja dan konferensi utk pembinaan dan perkembangan Bahasa Indonesia. Pada masa ini juga bekerjasama dg Malaysia disusun Kamus Peristilahan berbagai disiplin ilmu.Badan ini juga  menerbitkan majalah Bahasa dan Sastra, serta majalah Pengajaran Bahasa dan Sastra secara berkala, pembinaan melalui TVRI dan RRI.
Pada 28  Oktober 1978 diadakan konggres Bahasa Indonesia ke III di Jakarta yg berlangsung hingga 4 November 1978, dalam rangka ulang tahun Sumpah Pemuda ke-50. Dihasilkan 50 kertas kerja tentang berbagai permasalahan bahasa.






Selasa, 05 Juni 2012

KEHIDUPAN MASYARAKAT BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN


KEHIDUPAN MASYARAKAT BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
1.                  Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangat sederhana. Kehidupan mereka tak ubahnya seperti kelompok hewan, karena tergantung pada apa yang di sediakan oleh alam.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia tinggal di alam terbuka seperti hutan, di tepi sungai, di gunung, di goa dan lembah-lembah. Di samping itu, lingkungan alam kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan belum stabil dan masih liar.
Dengan keadaan alam yang sangat berbahaya itu, manusia dalam melaksanakan perjalanannya cenderung melalui atau menyusuri tepi-tepi sungai. Dalam perjalanan menyusuri sungai inilah timbul pikiran mereka untuk membuat rakit-rakit. Bahkan pada masa selanjutnya mereka dapat menciptakan perahu sebagai sarana perjalanan untuk melalui sungai.
2.                  Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam tiap kelompok sekitar 10 -15 orang. Mereka hidup selalu berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Perpindahan yang mereka lakukan itu semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka hanya mengandalkan apa yang mereka temukan dalam hutan. Dan setelah persediaan dalam hutan habis, mereka terus mencari tempat berburu lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan seperti itu terjadi secara berulang-ulang dari satu tempat ketempat lain.
Hubungan antara anggota kelompok sangat erat. Mereka bekerja secara bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari serangan kelompoklain atau serangan binatang buas. Meskipun  dalam kehidupan yang masih sederhana, mereka telah mengenal adanya pembagian tugas kerja. Kaum laki-laki biasanya bertugas untuk berburu dan kaum perempuan bertugas untuk memeihara anak serta mengumpulkan buah-buahan dari hutan. Masing-masing kelompok memiliki pemimpin yang sangat ditaati dan sangat dihormati oleh anggota kelompoknya.

3.                  Kehidupan Budaya
Benda – benda hasil kebudayaan zaman tersebut adalah sebagai berikut :
1.                  Kapak perimbas.
Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam. Penelitian terhadap kapak ini dilakukan di daerah Punung (Kabupaten Pacitan) oleh Von Koenigswald (1935). Kapak perimbas tidak hanya ditemukan di Pacitan melainkan juga pada tempat – tempat seperti Sukabumi, Ciamis, Gombong, Bengkulu, Lahat (Sumatera), Bali, Flores dan Timor. Para ahli sejarah mengambil suatu kesimpulan bahwa alat – alat tersebut berasal dari lapisan yang sama dengan Phithecanthropus erectus dan diperkirankan juga bahwa Phithecanthropus erectus inilah pembuatnya. Tempat penemuan kapak perimbas diluar wilayah Indonesia seperti Pakistan, Myanmar (Birma), Malaysia, Cina, Thailand, Filipina dan Vietnam.
2.                  Kapak penetak.
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas. Kapak penetak ini bentuknya lebih besar dari kapa perimbas dan cara pembuatannya masih kasar. Kapak ini berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu atau disesuaikan dengan kebutuhannya. Kapak penetak ini ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia.
3.                  Kapak genggam.
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan kapak perimbas dan kapak penetak. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil. Kapak genggam dibuat masih sangat sederhana dan belum diasah. Kapak ini juga ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia. Cara pemakaiannya digenggam pada ujungnya yang lebih kecil.
4.                  Pahat genggam.
Pahat genggam memilki bentuk yang lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari umbi – umbian yang dapat dimakan.
5.                  Alat serpih.
Alat serpih memiliki bentuk sangat sederhana dan berdasrkan bentuknya alat – alat itu digunakan sebagai pisau, gurdi dan alat penusuk. Dengan alat ini manusia purba mengupas, memotong dan juga menggali makanan. Alat serpih ini juga ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1934 di daerah Sangiran (Kabupaten Surakarta). Tempat – tempat penemuan lainnya di Indonesia antara lain  Cabbenge (sulawesi Selatan), maumere (Flores) dan Timor. Alat – alat serpih sangat kecil dan berukuran antara 10 – 20 cm serta banyak ditemukan pada goa – goa tempat tinggal mereka pada waktu itu. Pada umumnya goa – goa tidak terganggu keadaannya, maka apa yang ditinggalkan oleh manusia purba masih dapat ditemukan dalam keadaan seperti ditinggalkan oleh penghuninya, sehingga goa – goa menjadi salah satu sasaran para ahli untuk penelitian.
6.                  Alat – alat dari tulang.
Alat – alat dari tulang dibuat dari tulang tulang binatang buruan. Alat – alat yang dibuat dari tulang antara lain, pisau, belati, mata tombak, mata panah dan lain – lainnya. Peralatan dri tulang banyak ditemukan di Ngandong.
4.                  Kehidupan Ekonomi Masyarakat
Pada masa kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan, manusia bekerja bersama – sama dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam satu kelompok biasanya beranggotakan 10 – 15 orang. Dengan anggota kelompok yang masih sedikit itu, mereka dapat dengan mudah memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya dari apa yang telah tersedia di dalam hutan. Bahkan ketika persediaan yang ada dalam hutan habis, maka mereka pindah untuk menemukan daerah yang menyediakan kebutuhan – kebutuhan hidupnya.
5.                  Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Penemuan kuburan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Dengan adanya pelaksanaan penguburan terhadap orang yang meninggal, telah menjadi salah satu indikasi awal munculnya kepercayaan manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Dengan penguburan terhadap orang yang meninggal maka konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang sudah meninggal nan yang masih hidup sudah diyakin.

B. Kehidupan Masyarakat Beternak Dan Bercocok Tanam
1. Lingkungan alam kehidupan
            Dalam kehidupan menetap itu manusia mulai hidup dari hasil bercocok tanam dengan menanam jenis-jenis tanaman yang semula tumbuh liar untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mereka mulai menjinakkan hewan-hewan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kuda, anjing, kerbau, sapi, dan babi. Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan yang lain.
2. Kehidupan social
            Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tetap. Mereka memilih tempat tinggal pada suatu tempat tertentu. Hal itu dimaksudkan agar hubungan antara manusia didalam kelompok masyarakatnya semakin erat.
            Manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya, sehingga masing-masing manusia saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat pada masa itu hidup secara bergotong royong. Dalam perkumpulan masyarakat yang masih sederhanabiasanya terdapat pemimpin yang disebut kepala suku, sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya dan ditaati untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat.
3.Kehidupan Ekonomi
            Dalam rangka memenuhi kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang (system barter).  Misalnya, masyarakat yang berada didaerah pegunungan menjalin hubungan dengan masyarakat yang berada didaerah pantai.
            Untuk memperlancar kegiatan perdagangan, dibutuhkan suatu tempat khusus yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan antara pedagang  dan pembeli. Tempat itu dikenal dengan sebutan pasar.
4. Sistem kepercayaan masyarakat
            Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga telah mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa orang-orang yang meninggal rohnya pergi kesuatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau roh orang yang meninggal itu tetap berada disekitar wilayah tempat tinggalnya, sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk dimintai bantuannya dalam khasus tertentu seperti menanggulangi wabah penyakit atau mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin mnyerang wilayah tempat tinggalnya.

5. Kehidupan budaya
Pada zaman ini manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik. Berikut berbagai peninggalan kebudayaan manusia pada masa itu:
a.                  Beliung Persegi
Merupakan benda upacara. Di wilayah Indonesia benda ini ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Dan di wilayah luar Indonesia ditemukan di Semenanjung Melayu dan Asia Tenggara.

b.                  Kapak Lonjong
Terbut dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman, cara pembuatannya adalah dengan diupam sampai halus. Benda ini digunakan untuk memotong makanan. Kapak Lonjong ditemukan di daerah Maluku, Papuadan sebagian daerah Sulawesi utara. Dan untuk di luar wilayah Indonesia yaitu kepulauan Filipina, Taiwan, dan China.
                                    
c.                  Mata Panah
Dibagi atas dua macam, yaitu mata panah untuk menangkap ikan dan mata panah untuk berburu. Mata panah untuk menangkap ikan berbeda dengan mata panah untuk berburu. Mata panah untuk ikan dibuat bergerigi seperti mata gergaji dan umumnya terbuat dari tulang. Dan mata panah ada juda yang terbuat dari kayu.
d.                  Gerabah
Teruat dari tanah liat yang dibakar. Berfungsi untuk tempat penyimpanan benda-benda perhiasan.

6. Perhiasan
Berbagai perhiasan dibuat pada masa itu terbuat dari tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Perhiasannya berupa kalung, gelang, dan lain lain.


Megalitikum (batu besar)
Megalithikum merupakan kebudayaan yang menghasilkan bangunan dari batu besar (mega=besar,lithos = batu).
Kebudayaan ini muncul pada masa Neolithikum, yang membedakan keduanya adalah adanya alat peninggalan berbentuk batu besar dan berhubungan dengan sistem kepercayaan yang mereka anut,seperti Animisme,Dinamisme dan Totemisme .
Pembuatan kebudayaan-kebudayaan megalitikum ini erat kaitannya dengan kegiatan religious, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang.
Persebaran kebudayaan ini terdapat di Nias,Flores,Sumba dan Toraja

§     Hasil-hasil  kebudayaan Megalithikum adalah :
    1.MENHIR
       Menhir adalah tiang atau tugu batu tunggal yang didirikan untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Kalimantan,Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah( Gunung Kidul,Playen,Sukoliman,dan Rembang). Menhir ada 2 jenis : ada yang memiliki illustrasi ditugu        batu dan ada yang tidak memiliki illustrasi ditugu batu.

 2.DOLMEN
       Adalah meja yang berkakikan menhir,dolmen digunakan sebagai tempat sesaji untuk pemujaan pada roh nenek moyang .Dolmen ada juga yang berbentuk peti mati dan        didalamnya berisi tulang belulang manusia serta beberapa benda yang disertai, seperti periuk, gigi binatang dan porselen. Dolmen banyak sekali ditemukan  di Nusatenggara,Lampung dan Sumatera.
 3.SARKOFAGUS
       Adalah lesung yang mempunyai tutup dan berfungsi sebagai peti mati atau keranda.Bentuknya bermacam-macam : ada yang seperti binatang (Pejeng) atau ada  yang bulat  utuh.Peti mayat ini ditemukan di situs Pejen Bali dan beberapa daerah di Jawa Barat (kuningan)

 4.PUNDEN BERUNDAK-UNDAK
       Merupakan bangunan batu yang disusun secara bertingkat. Biasanya pada punden berundak terdapat menhir. Fungsi Punden berundak adalah sebagai sebagai tempat       pemujaan,sekilas bangunan ini berupa anak tangga yang tersusun rapi hingga keatas .       Bangunan ini dapat ditemukan di Lebak Sibedug,Banten Selatan,Kuningan,Pasirangin.
  5.WARUGA/PETI KUBUR
       Adalah kubur batu yang terbuat dari batu utuh, namun berbentuk bulat, ada pula yang kubus. Waruga dapat ditemukan di daerah Sulawesi Utara dan Tengah minahasa.

6.ARCA BATU
       Arca-arca ini biasanya menggambarkan binatang dan manusia. Binatang yang terdapat di arca antara lain : Gajah,Kerbau,Harimau dan Monyet. Arca-arca tersebut dapat ditemukan di daerah Jawa tengah,Jawa Timur,Lampung dan Sumatera Selatan. Arca ini terus berkembang hingga kebudayaan Logam, yang tadinya dibuat dari batu diganti dengan logam.

C. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MASYARAKAT AWAL INDONESIA
1.                  Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan sendiri kebutuhan-kebutuhan hidupnya, walaupun tidak seluruhnya. Namun demikian, dalam kehidupan menetap pola pikir manusia terus berkembang dan semakin maju. Pada masa ini, manusia telah mengenal teknologi, meski teknologi itu masih terbatas pada upaya untuk memenuhi peralatan-peralatan sederhana yang dibutuhkan dalam aktivitas kehidupannya. Pengenalan teknologi dalam kehidupan manusia pada masa itu terlihat jelas pada teknik pembuatan tempat tinggal atau peralatan-peralatan yang mereka gunakan untuk membantu upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Dalam perkembangan teknologi awal ini, masyarakat indonesia juga mulai mengenal benda-benda atau peralatan-peralatan yang berasal dari logam, berupa logam perunggu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan benda-benda yang berasal dari perunggu di beberapa wilayah Indonesia.
2.                  Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kehidupan pada masa manusia telah mengenal logam dikenal sebagai masa perundagian. Masa perundagian sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah indonesia, karena pada masa ini terjalin hubungan dengan daerah-daerah di sekitar kepulauan indonesia.
Masa perundagian juga menjadi dasar bertumbuh-kembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram dan kerajaan-kerajaan lainnya. Masyarakat pada masa itu sudah hidup teratur dan makmur, kemakmuran masyarakat diketahu melalui perkembanga teknik pertanian.
Daerah-daerah yang sudah mengenal persawahan tentu masyarakatnya lebih mampu menyediakan bahan pangan dalam jumlah yang cukup dan teratur. Berbeda dengan masyarakatan  didaerah huma dan perladangan yang tergantung pada cuaca dan kesuburan tanah. Aktivitas ekonomi dan perdagangan terjalin tidak hanya terbatas pada masyarakat suatu daerah yang sama, tetapi telah meluas sampai kepada masyarakatdari daerah yang lebih jauh. Kegiatan perdagangan dan perekonomian ini kemudian menjadi dasar perkembangan perdagangan bangsa Indonesia pada masa selanjutnya.
3.                                                                                                                                 Kehidupan Budaya Masyarakat
              Peninggalan-peninggalan budaya masyarakat Indonesia yang berasal dari benda-benda logam merupakan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang telah tumbuh dan berkembang pada masa itu. Benda-benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dari logam di antaranya :
v                             Nekara perunggu
Nekara merupakan sebuah benda kebudayaan yang terbuat dari perunggu. Bentuknya seperti sebuah dandang yang tertelungkup. Nekara berfungsi sebagai perlengkapan upacara untuk memohon turunnya hujan.
v                             Kapak perunggu
Bentuk kapak perunggu beraneka ragam, ada yang berbentuk pahat, jantung atau tembilang. Pola hiasnya berupa topang mata dan pola geometri. Di Indonesia hanya di temukan tiga buah.
v                             Bejana perunggu
Bentuknya mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola hiasan adalah hiasan anyaman dan menyerupai huruf “J”. Di Indonesia ditemukan dua buah oleh para ahli yaitu di daerah Madura dan Sumatra.
v                             Arca perunggu
Bentuk arca beraneka ragam, seperti menggambarkan orang menari, naik kuda dan memegang busur panah. Daerah-daerah tempat penemuan arca seperti di daerah Bangkinang(Riau), Lumajang, Bogor dan Palembang.
v                             Perhiasan
Perhiasan yang terbuat dari perunggu, emas, dan besi, banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Biasanya perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Benda-benda ini banyak ditemukan di daerah Bogor, Bali, dan Malang.

                               Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia

1.                  Kepercayaan terhadap Roh Nenek Moyang
Kepercayaan ini berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.  Dan berdasarkan hasil peninggalan budaya masyarakat bercocok tanamberupa bangunan-bangunan megalitikum dengan fungsinya sebagai tempat-tempat pemujaan atau penghormatan kepada roh nenek moyang, maka diketahui bahwa masyarakat pada masa iru sudah menghormati orang yang sudah meninggal.
2.                  Kepercayaan bersifat animise
Kepercayaan bersifat animise merupakan kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa.
3.                  Kepercayaan bersifat Dinamisme
Kepercayaan bersifat Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
4.                  Kepercayaan bersifat Monisme
Kepercayaan bersifat Monisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


Kamis, 17 Mei 2012

manusia purba

sejarah, menusia purba yang  menurutku lengkap walaupun masih ada kekurangan . . .
Tugas Sejarah
Manusia Purba Di Indonesia


Arta Uli Simatupang
Atina Husnadari
Bunga Chaniago
Dina Rischita
Fenny Desriani
Hanis Destrini
Kartika Putri sari
Nike Mayang Sari
                Olyvia Ugizaqiah. Hp
Silvia Anggri




DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 2 KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Pithecanthropus Erectus
yang artinya Manusia kera yang berjalan tegak, berdasarkan fosil yang di temukan di desa Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890)
Pada tahun 1890 Dr. E. Dubois menemukan fosil dan artefak di Desa Trinil Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Fosil dan artefak yang ditemukan berupa tulang tengkorak, tulang rahang, tulang belakang. Artefak yang dijumpai juga terdapat dari batu. Oleh Dr. E. Dubois fosil-fosil manusia yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang rahang dan tulang belakang direkonstruksikan kembali. Dari hasil rekonstruksi itu terbentuklah kerangka manusia yang mirip kera. Oleh karena itu dinamakan Pithekantropus Erectus yang berasal dari :
  • Pithekas berarti kera
  • Anthropus berarti manusia
  • Erectus berarti berdiri
Manusia purba yang sejenis dengan Pithekantropus Erectus adalah Pithekantropus Erectus Mojokensis yang ditemukan fosilnya oleh Von Koeningswald di Mojokerto Jawa Timur pada tahun 1936 sedangkan di Trinil pada tahun 1939 dan dinamakan Pithekantropus Robustus.
Di Desa Ngandong di daerah Lembaha sungai Bengawan Solo (Ngandong) dan di desa Wajak Kabupaten Tulung Agung dijumpai fosil-fosil manusia. Fosil manusia itu berbentuk tulang rahang bawah dari penelitian Von Koeningswald dan Dr. E. Dubois makhluk itu tingkat kehidupannya lebih tinggi dari Pithekantropus Erectus. Fosil yang dijumpai di Ngandong di daerah Solo dinamakan Homo Soloensis. Sedangkan fosil yang ditemukan oleh Dr. E. Dubois di daerah Wajak Tulung Agung dinamakan Homo Wajakensis yang berarti manusia dari Wajak.
Disamping ditemukannya fosil-fosil manusia purba juga ditemukan peralatan yang terbuat dari bata dan tulang. Alat-alat tersebut dipergunakan untuk berburu dan keperluan alat rumah tangga. Dari peralatan yang dijumpai di Wajak dan Ngandong Homo Sapiens dan Homo Wajakensis bila hendak makan maka makannya dimasak terlebih dahulu dengan cara dibakar. Ini berarti manusia tersebut sudah mulai mengenal kesehatan. Sebelum dimakan makanan itu dibakar.
Dari artefak-artefak atau peralatan yang dijumpai maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia Pithekantropus Erectus sudah mengenal alat-alat yang dipergunakan untuk membela diri dan berburu. Pithekantropus Erectus hidup antara 2,5 – 1,5 juta tahun yang lalu. Manusia Pithekantropus Erectus yang sejenis di luar negeri dijumpai di RRC (Cina) yaitu di gua Chaukontin Peking yang dinamakan Sinanthropus Pekinensis. Kehidupan mereka dari mengumpulkan makan terutama tumbuhn-tumbuhan.
Dari penemuan fosil-fosil manusia purba beserta artefak-artefaknya di berbagai daerah di Indonesia, menunujukkan bahwa di Indonesia telah hidup berbagai jenis manusia purba. Ini merupakan suatu keberuntungan bagi bangsa Indonesia. Karena selain menjadi tempat penemuan manusia purba yang jarang dijumpai di dunia. Oleh karena itu dalam rangka melestarikan hasil budaya atau peninggalan prasejarah hendaknya melaporkan kepada lurah atau camat.
Ciri- cirinya yaitu:
  • Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
  • Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
  • Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap megantropus
  • Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
  • Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
  • Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
  • Bentuk hidung tebal
  • Bagian beltakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde
  • Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
Berikut beberapa gambar dari manusia purba Pithecanthropus Erectus

                                   
               
     

Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis itu artinya manusia kera dari Mojokerto.
Itu sebenarnya cuma salah satu jenis dari phitecanthropus yang ditemukan Ralph von Koeningswald di Mojokerto tahun 1936 dalam rupa fosil anak- anak. Disebut juga Pithecanthropus Robustus.
Pithecanthropus secara tipologi berada pada lapisan Pucangan dan Kabuh. Umurnya diperkirakan 30.000- 2 juta tahun.
Ciri- ciri pithecanthropus:
1.     Tinggi: 165- 180
2.     Badan tegap, tidak setegap Meganthropus
3.     Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus
4.     Hidung lebar dan tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis
5.     Tidak berdagu
6.     Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan


                     

                  







Hobbit
Hobbit adalah salah satu jenis bangsa makhluk fiktif dalam karya fantasi Tolkien.
Ciri ciri fisik
Bangsa Hobbit digambarkan bertubuh pendek dan tingginya hanya separuh dari manusia biasa (sekitar 60 sampai 120cm, rata-rata 100 cm). Mereka cenderung memiliki telinga berujung runcing, seperti Elf. Kaki-kaki mereka berbulu tipis seperti kelinci dan kuat, sehingga kemanapun mereka pergi, mereka tidak menggunakan alas kaki. Mereka makan tujuh kali dalam sehari, belum termasuk ngemil, selama mereka mempunyai makanan. Makanan favorit mereka adalah jamur
Hobbit bisa hidup sampai 130 tahun, walaupun tingkat harapan hidup mereka hanya 100 tahun. Hobbit memasuki masa remaja di usia 33 tahun. Makhluk yang menyukai pakaian berwarna terang ini digambarkan sebagai mahluk yang berbudaya, sopan, dan terpelajar. Mereka ahli dalam hal tanaman dan bunga, dan bangsa hobbit digambarkan memiliki kebun atau taman-taman yang indah.
Tempat tinggal
Bangsa hobbit ini tinggal di perbukitan dengan membuat rumah di dalam pohon dengan lorong-lorong yang indah dan tertata rapi, mereka memiliki perabotan sama seperti manusia. Mereka adalah bangsa yang tidak suka akan keributan dan tidak menyukai petualangan, sehingga hobbit yang senang berpetualang dianggap eksentrik dan memiliki reputasi yang buruk di lingkungan sosial mereka.

                          




Homo erectus soloensis
Homo erectus soloensis
Temporal kisaran:
Pleistosen
Fosil
Raya:
Filum:
Kelas:
Order:
Keluarga:
Genus:
Spesies:
Subspesies:
H. e. soloensis
† Homo erectus soloensis
Oppenoorth, 1932
Homo erectus soloensis , yang dikenal sebagai Man Solo dan sebelumnya diklasifikasikan sebagai Homo sapiens soloensis , umumnya sekarang dianggap sebagai subspesies dari punah hominin , Homo erectus . Spesimen hanya dikenal dari hominid anomali yang diambil dari situs di sepanjang Sungai Bengawan Solo , di bahasa Indonesia Pulau Jawa . Sisa-sisa juga sering disebut sebagai Ngandong , setelah desa di dekat tempat mereka pertama kali pulih.
Meskipun morfologi adalah, untuk sebagian besar, khas dari Homo erectus , budaya itu luar biasa maju. [ 1 ] Hal ini menimbulkan banyak masalah pada teori-teori saat ini mengenai keterbatasan Homo erectus perilaku dalam hal inovasi dan bahasa. Karena alat yang ditemukan dengan hominid punah dan banyak fitur lebih yang anatomis gracile, pertama kali diklasifikasikan sebagai subspesies (sekali disebut Javanthropus ) dari Homo sapiens dan dianggap sebagai nenek moyang modern Australia asli . Namun, studi lebih ketat telah menyimpulkan bahwa ini tidak terjadi. [ 2 ] Analisis 18 tengkorak dari Sangiran, Trinil, Sambungmacan, dan Ngandong pengembangan acara kronologis dari Bapang-AG untuk periode Ngandong. [ 3 ] H. e. soloensis itu kembali tanggal pada tahun 2011 menjadi antara 550.000 dan 143.000 tahun. [ 4 ]
     



Homowajekenis
dinamakan demikian karena Fosilnya ditemukan di daerah Wajak-dekat Kota Tulungagung, di lembah Kali Brantas Jawa Timur tahun 1889 oleh E. Dubois
Homosoloensis
dinamakan demikian karena fosilnya di temuka dilimbah bengawa solo, Oleh Van Koenigswald tahun 1931-1934.
Meganthropus Palaenjavanicus
artinya Mausia berukuran raksasa dari jawa di temukan di desa sangiran oleh Van Koenigwald pada tahun 1941.
Homo Sapiens
diduga merupaka nenek moyang bangsa indonesia yg berasal dari yunan-daratan cina selatan yg menyebar di kepulauan indonesia tahun 1500 SM.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilahkebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagaiHomo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primatadari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalammitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang)tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar, misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima penghargaan' dan lain-lain.

Ciri-ciri Fisik

Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di mukaBumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagaihominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktorlingkungan dan kebudayaan juga dapat memengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmupengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.

Ciri-ciri Mental

Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang ditemui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

Habitat

Pandangan konvensional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih enam milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; kadang-kadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.

Populasi

Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi,kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.

Asal Mula

Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
§  perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
§  pengurangan gigi taring.
§  penggerak bipedal (dua kaki)
§  perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dandesain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

Kerohanian dan Agama

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya darikesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan di antara organisasi agama adalah mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Animisme

Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.
Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman manusia biasa.
Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.

Mistikme

Barangkali merupakan praktik kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain yang ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.

Politheisme

Konsep dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atauzoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala dipimpin oleh kependetaan(misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, kadang-kadang dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, karena jiwa dapat berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.

Monotheisme

Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan dan melampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak.
Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan orang Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan) di atas takdir individu.
Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi manusia selama sementara.
Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat manusia sebagai wali/wakil dari Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi yang memiliki kehendak bebas (atau dapat berdosa) atau melakukan hal yang bertentangan dengan alam. Julukan yang diberikan kepada manusia dalam Islam adalah Bani Adam.
Dalam semua agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada malaikat (lihat Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi monotheis seperti theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai monotheis.
Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.

Sang Individu

Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi,kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.

Hati dan kesadaran

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosialatau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologimempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freudmencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jungmemperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

Emosi

Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cintaatau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

Seksualitas

Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atauluapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

Tubuh

penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting.Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur (dengan nilai minimal) adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.
Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaankesehatan tubuh.

Kelahiran dan kematian

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacarapenguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihatkekekalan).



Masyarakat

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, sertakepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.

Bahasa

Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihatAsal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.

Agama

Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat kadang-kadang menimbulkankefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang.Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.

Keluarga dan teman sepergaulan

Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat memengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

Suku, bangsa dan negara bagian

Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibathysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

Kebudayaan dan peradaban

Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan danpemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Ã‡atalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai kepalaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakatpemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).


Renungan diri

Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak dapat luput dari contoh refleksi diri.
Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari bagian dalam cerita penciptaan diAlkitab yang mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).
Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan manusia sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.






 

 

 

 

 

 

Meganthropus

Cirri-cirinya:

  • Memiliki tulang pipi yang tebal
  • Memiliki otot kunyah yang kuat
  • Memiliki tonjolan kening yang mencolok
  • Memiliki tonjolan belakang yang tajam
  • Tidak memiliki dagu
  • Memiliki perawakan yang tegap
  • Memakan jenis tumbuhan busuk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Meganthropus
Temporal kisaran:
Pleistosen
Pithecanthropus robustus , Sangiran Museum, Sragen , Indonesia
Fosil
Raya:
Filum:
Kelas:
Order:
Keluarga:
Genus:
Homo ?
Spesies:
Subspesies:
H. e. palaeojavanicus ?
† Homo erectus palaeojavanicus ?
Meganthropus adalah nama umum yang diberikan kepada rahang besar dan beberapa tengkorak fragmen dari Sangiran, Central Java . Asli nama ilmiah adalah Meganthropus palaeojavanicus , dan sementara itu biasanya dianggap tidak sah hari ini, genus nama telah bertahan sebagai sesuatu dari sebuah nama panggilan tidak resmi untuk fosil . Pada 2005, taksonomi dan filogeni untuk spesimen yang masih belum pasti, meskipun sebagian ahli paleoantropologi mempertimbangkan mereka terkait dengan Homo erectus dalam beberapa cara. Namun, nama-nama Homo palaeojavanicus dan bahkan palaeojavanicus Australopithecus kadang-kadang digunakan juga, yang menunjukkan ketidakpastian klasifikasi. Yang menarik adalah bahwa temuan kadang-kadang dianggap sebagai orang-orang raksasa, walaupun itu adalah tidak berdasar.
Setelah penemuan tengkorak yang kuat di Swartkrans, 1948 (SK48), nama Meganthropus africanus sempat diterapkan. Namun, spesimen yang kini secara resmi dikenal sebagai Paranthropus robustus dan nama sebelumnya adalah sinonim junior.
Beberapa temuan disertai bukti penggunaan alat mirip dengan Homo erectus . Ini adalah alasan itu sering dikaitkan dengan spesies.

Fosil menemukan

Jumlah temuan fosil relatif kecil, dan itu adalah kemungkinan bahwa mereka adalah kumpulan paraphyletic. Karena ini, mereka akan dibahas secara rinci secara terpisah.

Meganthropus A / 6 Sangiran

Ini fragmen rahang besar pertama kali ditemukan pada tahun 1941 oleh von Koenigswald . Koenigswald ditangkap oleh Jepang dalam Perang Dunia II, tapi berhasil mengirim cor rahang untuk Franz Weidenreich . Weidenreich dijelaskan dan diberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan ukuran, itu adalah yang terbesar hominid rahang kemudian dikenal. Rahang itu kira-kira sama tingginya dengan gorila s ', tetapi memiliki bentuk yang berbeda. Sedangkan di antropoid dengan mandibula (rahang =) memiliki tinggi terbesar di simfisis , yaitu, di mana rami dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran 6, di mana ketinggian terbesar terlihat pada sekitar posisi yang pertama molar (M1). Weidenreich dianggap acromegalic gigantisme, tapi memutuskan keluar karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu berlebihan dan gigi kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu. Weidenreich pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid asalnya, tapi mengatakan itu 2/3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai gorila, yang akan membuat suatu tempat sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang rahang ini tampaknya digunakan dalam bagian dari Grover Krantz rekonstruksi tengkorak itu, yang hanya 8,5 inci (21 cm) tinggi.

Meganthropus B / Sangiran 8

Ini juga fragmen rahang dijelaskan oleh Marks pada tahun 1953. Saat itu sekitar ukuran yang sama dan bentuk sebagai mandibula asli, tetapi juga rusak parah. Penelitian terakhir yang dilakukan Jepang / Bahasa Indonesia tim memperbaiki fosil, yang sudah dewasa, dan menunjukkan itu lebih kecil dari spesimen diketahui dari H. Homo . Anehnya, spesimen tidak mempertahankan beberapa ciri unik untuk mandibula pertama menemukan dan tidak dikenal di H. Homo [1] . Tidak ada perkiraan ukuran telah dibuat belum.

Meganthropus C / Sangiran 33/BK 7905

Ini fragmen rahang bawah ditemukan pada tahun 1979, dan memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan temuan mandibula sebelumnya [2] . Hubungannya dengan Meganthropus tampaknya hasil maksimal lemah penemuan rahang bawah.

Meganthropus D

Ini mandibula dan ramus diakuisisi oleh Sartono pada tahun 1993, dan telah tanggal menjadi antara 1,4 dan 0,9 juta tahun lalu. Bagian ramus rusak parah, tetapi fragmen rahang bawah muncul relatif tidak terluka, meskipun rincian dari gigi telah hilang. Hal ini sedikit lebih kecil dari Meganthropus A dan sangat mirip dalam bentuk. Sartono, Tyler, dan Krantz sepakat bahwa Meganthropus A dan D adalah sangat mungkin menjadi representasi dari spesies yang sama, apa pun itu ternyata [3] .

Meganthropus I / Sangiran 27

Tyler dijelaskan spesimen ini sebagai kranium yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas ukuran Meganthropus dan di luar batas (asumsi) dari H. Homo . Spesimen tidak biasa karena memiliki pegunungan sementara ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung bukit nuchae sangat menebal [4] .

Meganthropus II / 31 Sangiran

Ini fragmen tengkorak pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Analisis Tyler sampai pada kesimpulan bahwa itu keluar dari kisaran normal H. Homo . Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada spesimen sebelumnya recovered.It memiliki puncak sagital sama ganda atau punggung bukit sementara ganda dengan kapasitas tengkorak dari sekitar 800-1000cc. Sejak presentasi pada pertemuan AAPA pada tahun 1993, rekonstruksi Tyler Sangiran 31 telah diterima oleh pihak yang paling. Seperti kebanyakan fosil itu rusak berat, tetapi mengingat kelengkapan tengkorak wajah pasca kemungkinan kesalahan dalam rekonstruksi sangat kecil. Rekonstruksi Tyler diterima Sangiran 31 menunjukkan punggung bukit sementara doubleor ganda. Dalam kedua kasus, otot-otot temporalis memperpanjang ke puncak parietal di mana mereka hampir bergabung. Tidak ada lain Homo erectus spesimen yang menunjukkan sifat ini. Rekonstruksi Krantz dari membuat sebuah Sangiran 31 habilis Homo raksasa adalah meragukan.

Meganthropus III

Ini adalah satu lagi fosil dengan hanya ikatan lemah untuk Meganthropus. Ini adalah apa yang tampaknya menjadi bagian belakang kranium hominid, berukuran sekitar 10 hingga 7 cm. Ini telah digambarkan oleh Tyler (1996), yang menemukan bahwa sudut oksipital dari seluruh tempurung kepala harus telah berada di sekitar 120 °, yang, menurut dia, akan keluar dari kisaran dikenal dari Homo erectus , yang terakhir memiliki banyak lebih miring oksiput . Penafsirannya tentang fragmen tengkorak, Namun, dipertanyakan oleh otoritas lainnya termasuk keraguan bahwa fragmen itu benar-benar merupakan bagian dari tengkorak bahwa Tyler telah menafsirkannya sebagai.

Interpretasi Ilmiah

Weidenreich berteori bahwa Meganthropus adalah keturunan Gigantopithecus , dan memunculkan Pithecanthropus , dan kemudian yang modern Asia . Hipotesis ini, bagian dari teori multi-regional evolusi manusia, telah dibuang oleh paleoantropologi mainstream.
Teori besar kedua, pertama kali diusulkan oleh JT Robinson, adalah bahwa temuan Meganthropus adalah wakil dari Asia Tenggara Australopithecus . Posisi ini telah diadopsi oleh pemerintah beberapa, seperti Koenigswald dan Krantz, tapi mereka masih dianggap sebagai minoritas vokal [5] . Ada juga diskusi mengenai apakah mereka lebih dekat dengan Australopithecus atau Paranthropus .
Mayoritas ahli paleoantropologi percaya bahwa Meganthropus berhubungan dengan H. erectus , tetapi tidak setuju pada seberapa erat. Sartono percaya bahwa ketika sedang berhubungan dengan H. Homo , menemukan mewakili spesies baru, H. paleojavanicus . Di sisi lain, beberapa penulis percaya bahwa mereka hanyalah laki-laki dari H. Homo , ukuran besar dugaan dan robusticity yang hanya karena asumsi penulis-an bahwa perempuan adalah laki-laki [6] . Tampaknya ada konsensus bahwa ada beberapa perbedaan antara Meganthropus dan konvensional H. Homo , tapi pendapat adalah variabel untuk apa perbedaan berarti.

klaim Ekstrim

Meganthropus telah menjadi target klaim ekstrim banyak, tidak ada yang didukung oleh peer-review penulis. Mungkin klaim paling umum adalah bahwa Meganthropus adalah seorang raksasa, satu klaim unsourced menempatkan mereka pada 9 kaki (2,75 m) tinggi dan 750 sampai 1000 pon (340-450 kilogram). Tidak ada ketinggian yang tepat telah diterbitkan dalam jurnal peer review baru-baru ini, dan tidak memberikan indikasi Meganthropus yang secara substansial lebih besar dari H. Homo .
Ada beberapa rumor pasca-kranial materi, tetapi mereka telah baik belum dipublikasikan atau milik H. Homo . Laporan, kebanyakan jika tidak semua tampaknya dari Australia peneliti Rex Gilroy , Meganthropus tempat di Australia, dan pasang ke alat raksasa dan laporan hari bahkan modern. Namun, hampir semua ahli paleoantropologi mempertahankan bahwa Meganthropus hanya dikenal dari Jawa Tengah. Dalam cara yang sama, beberapa Bigfoot peneliti mengklaim bahwa Bigfoot adalah Meganthropus modern.